Dalam suatu organisasi, komunikasi memiliki peranan yang penting dalam keberhasilan organisasi. Suatu organisasi tidak akan memiliki kualitas kinerja yang maksimal apabila masih memiliki proses komunikasi yang tidak berlangsung baik. Biasanya, organisasi memiliki panduannya sendiri mengenai bagaimana pertukaran informasi dalam komunikasi organisasi tersebut dilakukan. Berikut beberapa arus komunikasi yang ada dalam suatu organisasi.
1. Arus Komunikasi Vertikal
Arus komunikasi vertikal dalam organisasi mengacu pada proses komunikasi antara bawahan kepada atasan maupun dari atasan kepada bawahannya secara timbal balik. Arus komunikasi vertikal memungkinkan manajemen untuk memahami kebutuhan dan masukan dari anggotanya. Begitu juga sebaliknya, arus komunikasi ini memastikan bawah visi dan misi dari manajemen tersampaikan dengan jelas kepada anggotanya.
Konteks dari arus komunikasi vertikal meliputi pengumuman kebijakan perusahaan yang baru, instruksi pekerjaan, pemberian motivasi, laporan kinerja, penyampaian keluhan dan saran-saran. Untuk menciptakan lingkungan organisasi yang terbuka, membangun kepercayaan, dan meningkatkan kinerja, maka suatu organisasi harus benar-benar mengefektifkan arus komunikasi vertikalnya.
2. Arus Komunikasi Horizontal
Arus komunikasi horizontal dalam organisasi merujuk pada proses komunikasi yang terjadi di antara individu atau unit yang memiliki tingkatan yang sama dalam suatu organisasi. Komunikasi horizontal bertujuan untuk bertukar informasi mengenai tugas kerja, pemecahan masalah, hingga pemahaman bersama melalui personal maupun diskusi atau rapat tim. Proses dari komunikasi horizontal ini juga dinilai cepat karena lebih minim distorsi dibandingkan dengan arus komunikasi vertikal.
Komunikasi horizontal tidak hanya terjadi di antara individu dari satu divisi yang sama saja, arus komunikasi ini juga terjadi di antara individu dari berbeda divisi. Hal ini dapat terjadi ketika dua atau lebih divisi yang berbeda bekerja sama untuk menyukseskan suatu proyek organisasi. Komunikasi horizontal dalam hal ini berperan menciptakan kolaborasi yang efisien di antara divisi-divisi yang berbeda tersebut.
3. Arus Komunikasi Diagonal
Arus komunikasi diagonal mengarah pada proses komunikasi yang melibatkan lintas divisi dan tingkatan hierarki yang berbeda antara individu atau unit dalam organisasi. Arus komunikasi ini bahkan dapat berlangsung tanpa harus melalui saluran komunikasi formal yang telah ditetapkan. Misalnya seperti pimpinan divisi marketing berkomunikasi dengan anggota dari divisi SDM.
Meskipun tidak terstruktur seperti komunikasi vertikal maupun horizontal, arus komunikasi diagonal dapat berguna untuk memperluas jaringan komunikasi dalam organisasi karena alirannya yang lebih cepat. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa arus komunikasi diagonal ini dapat menimbulkan miskomunikasi atau kesalahpahaman dalam organisasi apabila tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Ketiga arus komunikasi ini akan terus berlangsung dalam suatu organisasi. Arus komunikasi vertikal, horizontal, dan diagonal memiliki kelebihannya masing-masing yang perlu dimanfaatkan dengan baik oleh organisasi. Strategi komunikasi yang cemerlang akan memastikan bahwa semua individu yang ada di organisasi merasa terlibat dan diarahkan untuk mencapai tujuan bersama.