Groupthink merujuk pada kecenderungan suatu kelompok mengambil keputusan yang dirasa aman tanpa mempertimbangkan rasionalitas dan kebenarannya. Groupthink biasanya terjadi karena suatu kelompok lebih memprioritaskan keselarasan daripada menerima ide-ide lain dari sudut pandang yang berbeda. Groupthink dapat berakibat pada penurunan kualitas keputusan hingga merenggangnya hubungan dalam suatu kelompok. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya groupthink.
1. Terapkan Kultur Terbuka
Menciptakan kultur yang terbuka merupakan cara efektif untuk mulai mencegah terjadinya groupthink. Kultur terbuka mengisi keberagaman latar belakang dalam berbagai hal seperti pengalaman, budaya, dan pendidikan. Dengan adanya keberagaman dalam suatu kelompok, ruang bagi sudut pandang dan ide-ide yang berbeda dapat disuarakan tanpa adanya perasaan takut.
2. Tunjuk Peran Pengkritik
Peran pengkritik sangat penting dalam mencegah terjadinya groupthink dalam suatu kelompok. Pengkritik bertugas untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis yang dapat merangsang pemikiran kelompok tanpa harus menjatuhkan. Pengkritik juga harus berani memberikan pendapat atau sudut pandang yang berbeda. Hal ini dapat membantu mencegah terjadinya suara mayoritas dalam kelompok.
3. Dorong Kepemimpinan Terbuka
Kepemimpinan yang terbuka mendorong diskusi terbuka yang mendalam di antara anggota kelompok. Kepemimpinan yang terbuka juga wajib mempertimbangkan kritik dan masukan yang datang dari anggota kelompok dengan penuh perhatian. Pemimpin juga harus mampu menciptakan lingkungan yang memberikan kenyamanan kepada semua anggota kelompok sehingga mereka benar-benar merasa didengar dan dihargai.
4. Akses Informasi
Memberikan akses terbuka terhadap informasi menjadi hal penting untuk mencegah terjadinya groupthink. Keterbukaan dalam memberikan informasi yang relevan membantu suatu kelompok terhindari dari keterbatasan informasi. Dengan semakin banyaknya informasi, ide-ide dan sudut pandang yang berbeda akan kerap bermunculan sehingga pemikiran kritis dan kreativitas dapat terjadi.
5. Membuat Opsi Alternatif
Ketika mengadopsi sudut pandang yang berbeda-beda dalam diskusi, membuat opsi alternatif juga menjadi langkah penting selanjutnya. Buat skenario yang berbeda dari setiap opsi dan analisis semua kemungkinan konsekuensi yang akan dihasilkan dari setiap opsi tersebut. Dengan memiliki opsi alternatif yang beragam, suatu kelompok dapat terdorong untuk memiliki evaluasi yang meluas terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
6. Mengubah Sistem Pengambilan Keputusan
Sistem pengambilan keputusan dalam suatu kelompok dapat menjadi ladang terjadinya suara mayoritas tanpa alasan yang jelas. Hal ini merupakan salah satu karakteristik dari terjadinya groupthink. Jika sistem pengambilan keputusan dilakukan melalui voting, pertimbangkan untuk mengadopsi pengambilan keputusan secara anonim atau rahasia sehingga anggota kelompok dapat membuat keputusannya dengan bebas. Evaluasi pula pasca-keputusan secara teratur untuk lebih meninjau keputusan yang telah diambil.